JAKARTA - Pengertian quality control merujuk pada upaya dalam suatu perusahaan untuk memastikan bahwa setiap produk yang dihasilkan telah memenuhi standar dan kriteria yang telah ditetapkan.
Proses ini bertujuan untuk menjaga kualitas serta memberikan jaminan kepada pelanggan atau klien bahwa produk yang mereka terima sudah melewati tahap pengecekan yang ketat.
Melalui pengendalian mutu, perusahaan dapat menilai kualitas suatu produk sebelum dipasarkan, sehingga dapat menghindari potensi ketidaksesuaian dengan harapan konsumen.
Tidak hanya itu, quality control juga berperan dalam menjaga reputasi perusahaan dengan memastikan setiap produk yang dirilis memiliki mutu yang optimal.
Untuk memahami lebih dalam mengenai pengertian quality control, berikut pembahasan tentang konsep, jenis, dampak, serta contoh penerapannya dalam dunia industri.
Pengertian Quality Control atau Kendali Mutu
Pengertian quality control merujuk pada suatu proses penelitian produk yang dilakukan perusahaan selama proses produksi guna menjaga serta memperoleh kualitas produk yang telah ditentukan kriteria serta standarnya.
Berbagai kegiatan dilakukan dalam proses quality control ini, seperti melakukan pengawasan, melakukan pengujian ataupun pengetesan sebuah produk, serta memeriksa setiap langkah proses produksi yang dilakukan dalam membuat atau menciptakan sebuah produk.
Assauri (2004) menyatakan bahwa pengendalian mutu merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjamin segala proses produksi serta operasi yang ada dalam menciptakan sebuah produk berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Jika terjadi suatu kesalahan dalam prosesnya, maka dapat diperbaiki agar rencana yang telah ditetapkan tetap dapat terlaksana dengan baik.
Menurut Gaspersz (2005), pengendalian mutu merupakan sebuah metode serta mobilitas operasional yang dapat digunakan dalam menciptakan sebuah produk yang memiliki standar mutu yang diinginkan.
Ginting (2007) juga mendefinisikan pengendalian kualitas sebagai sebuah teknik pembenaran serta pengawasan yang dilakukan untuk menjaga kualitas suatu produk maupun prosedur yang dilakukan pada perencanaan proses produksi yang telah dibuat, penggunaan alat yang sesuai, pengawasan yang dilakukan secara konstan, serta melakukan korektif jika memang dibutuhkan.
Prawirosentono (2007) mengungkapkan bahwa pengendalian kualitas adalah sebuah aktivitas sistematis yang dimulai dari adanya standar mutu bahan, yang kemudian berlanjut ke proses produksi serta pengelolaan barang yang awalnya setengah jadi dan kemudian menjadi barang atau produk jadi yang dapat dipasarkan, selanjutnya berbagai standar distribusi yang digunakan untuk memasarkan barang maupun jasa ke konsumen.
Dalam prosesnya, quality control atau kendali mutu ini sendiri dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan baik secara manual maupun modern.
Untuk metode manual, perusahaan biasanya membentuk sebuah tim kendali mutu yang bertugas memastikan bahwa segala proses produksi berjalan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Sementara itu, proses modern seringkali menggunakan teknologi yang lebih efisien dengan memanfaatkan alat-alat yang mendukung proses produksi agar lebih optimal.
Berikut ini beberapa tanggung jawab sebagai tim quality control atau kendali mutu di dalam sebuah perusahaan:
-Tanggung jawab pertama adalah mampu memantau segala perkembangan suatu produk yang sedang berada dalam tahap produksi sehingga kualitas serta kriteria yang ada tetap terjaga dan produk dapat selesai dengan tepat waktu dan sesuai keinginan.
-Tanggung jawab kedua adalah mampu bertanggung jawab dalam memantau, menganalisis, melakukan penelitian, dan juga melakukan uji coba suatu produk yang sudah dihasilkan.
-Tanggung jawab ketiga adalah mampu memverifikasi atau mengkonfirmasi kualitas produk yang sudah dihasilkan melalui berbagai kriteria dan penilaian yang dimiliki perusahaan.
-Tanggung jawab keempat adalah mampu mengawasi atau memonitor segala proses produksi pada setiap tahapnya dalam penciptaan sebuah produk.
-Tanggung jawab kelima adalah mampu mengetahui jika produk yang diciptakan memiliki kualitas yang rendah dan dapat meminta tim produksi untuk melakukan pengolahan ulang.
-Tanggung jawab keenam adalah mampu memastikan bahwa produk yang diciptakan dalam proses produksi tersebut memenuhi standar perusahaan yang ada serta memenuhi mutu ISO.
-Tanggung jawab ketujuh adalah mampu mengidentifikasi segala permasalahan maupun isu yang terjadi yang berhubungan dengan kualitas produk yang diciptakan sehingga dapat mencari solusi yang baik untuk perusahaan.
-Tanggung jawab kedelapan adalah mampu membuat catatan atau melakukan dokumentasi segala produk yang sudah dibuat sebelumnya agar dapat menjadi referensi di kemudian hari bagi perusahaan.
Tujuan Quality Control atau Kendali Mutu
Sebuah perusahaan menerapkan kendali mutu dengan berbagai tujuan yang strategis. Berikut beberapa tujuan dari quality control dalam sebuah perusahaan:
-Tujuan pertama adalah untuk mengawasi proses produksi barang maupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
-Tujuan kedua berkaitan dengan pemantauan setiap tahapan yang terlibat dalam proses produksi guna memastikan kelancaran serta kepatuhan terhadap standar yang telah ditentukan.
-Tujuan ketiga adalah untuk menjamin bahwa setiap barang atau jasa yang diproduksi memiliki kualitas yang konsisten dan sesuai dengan harapan perusahaan serta pelanggan.
-Tujuan keempat mencakup pemberian rekomendasi terkait pengolahan ulang terhadap produk atau jasa yang tidak memenuhi standar kualitas.
-Tujuan kelima adalah memberikan masukan kepada pimpinan perusahaan agar produk yang dihasilkan dapat memiliki kualitas terbaik.
-Tujuan keenam mencakup pencatatan dan analisis terhadap setiap langkah produksi, sehingga dapat menjadi referensi dalam pengambilan keputusan di masa mendatang.
-Tujuan ketujuh adalah mendokumentasikan seluruh pengujian serta hasil inspeksi yang telah dilakukan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan.
-Tujuan kedelapan memastikan bahwa setiap produk yang diproduksi telah memenuhi standar yang berlaku, termasuk standar mutu seperti ISO.
-Tujuan kesembilan adalah memastikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan produk dengan kualitas terbaik sesuai dengan ekspektasi pasar.
-Tujuan kesepuluh berkaitan dengan proses verifikasi kualitas produk, guna memastikan kesesuaiannya dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
-Tujuan kesebelas mencakup pengawasan serta pencatatan terhadap seluruh proses inspeksi dan prosedur yang diterapkan selama produksi berlangsung.
-Tujuan kedua belas adalah mengidentifikasi berbagai kendala atau permasalahan yang muncul dalam proses produksi serta merancang solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Faktor Pengaruh dari Quality Control atau Kendali Mutu
Menurut Assauri (2004), terdapat empat faktor utama yang memengaruhi quality control atau kendali mutu, yaitu kemampuan pengolahan, spesifikasi yang valid, ketidaksesuaian yang diperoleh, serta anggaran mutu. Berikut penjelasannya:
Kemampuan Pengolahan
Faktor pertama yang memengaruhi kendali mutu adalah kemampuan pengolahan. Jika suatu perusahaan ingin memastikan rencana produksinya berjalan dengan optimal, maka kapasitas produksi yang dimiliki harus sejalan dengan kebutuhan operasional.
Jika proses produksi melebihi batas kemampuan yang tersedia, maka upaya pengendalian mutu tidak akan efektif dan justru dapat menghambat kualitas produk yang dihasilkan.
Spesifikasi yang Valid
Faktor kedua adalah spesifikasi yang valid, di mana setiap produk yang dihasilkan harus memiliki spesifikasi yang jelas dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Hal ini sangat penting karena spesifikasi produk harus selaras dengan kapasitas pengolahan yang tersedia dan kebutuhan pasar.
Oleh karena itu, sebelum menerapkan quality control, penting untuk memastikan bahwa spesifikasi produk yang ditetapkan benar-benar dapat diterapkan secara optimal.
Ketidaksesuaian yang Diperoleh
Faktor ketiga adalah ketidaksesuaian yang diperoleh dalam proses produksi. Salah satu tujuan utama dari quality control adalah meminimalkan perbedaan kualitas antarproduk dan mencegah produk berkualitas rendah masuk ke pasar.
Dengan adanya sistem kendali mutu yang baik, perusahaan dapat mengontrol jumlah produk yang layak dipasarkan dan memastikan bahwa hanya produk dengan standar terbaik yang sampai ke konsumen.
Anggaran Mutu
Faktor keempat adalah anggaran mutu, yang memiliki dampak besar terhadap kualitas bahan baku serta proses produksi secara keseluruhan.
Besarnya anggaran yang dialokasikan akan sangat berpengaruh terhadap pemilihan bahan baku, metode produksi, serta teknologi yang digunakan.
Jika anggaran tidak mencukupi, maka kemungkinan besar kualitas produk akhir pun akan terpengaruh. Oleh karena itu, pengelolaan anggaran yang tepat menjadi aspek krusial dalam menjaga mutu produk yang dihasilkan perusahaan.
Jenis Quality Control atau Kendali Mutu
Berdasarkan jenis produknya, quality control atau kendali mutu dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama, yaitu quality control internal dan quality control external. Berikut penjelasannya:
Quality Control Internal
Jenis pengendalian mutu yang pertama adalah quality control internal, yaitu sistem kendali mutu yang diterapkan secara langsung oleh perusahaan melalui pembuatan protokol internal serta pengawasan terhadap sistem produksi.
Proses ini mencakup berbagai aspek, seperti pemeriksaan berkala terhadap peralatan produksi, analisis kinerja karyawan dalam suatu proyek, serta penerapan dan pemantauan standar serta protokol yang telah ditetapkan agar berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Quality Control External
Jenis pengendalian mutu yang kedua adalah quality control external, yang berkaitan dengan proses pemeriksaan produk serta data perusahaan yang harus melalui evaluasi oleh pihak eksternal yang tidak memiliki afiliasi langsung dengan perusahaan tersebut.
Sebagai contoh, dalam industri pangan, perusahaan yang memproduksi makanan atau minuman wajib melakukan analisis terhadap kandungan gizi produknya serta memastikan masa kedaluwarsanya melalui pemeriksaan laboratorium internal.
Namun, sebelum produk tersebut dapat dipasarkan, perusahaan juga harus memperoleh verifikasi dari laboratorium independen serta mendapatkan persetujuan dari lembaga pengawas seperti BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).
Proses Quality Control
Menurut Edward Deming, proses quality control atau pengendalian mutu dapat diterapkan melalui empat tahapan utama, yaitu Plan, Do, Check, and Action atau yang lebih dikenal dengan istilah PDCA.
Siklus PDCA ini digunakan untuk menguji serta menerapkan berbagai perubahan dalam perusahaan guna meningkatkan efisiensi sistem dan kinerja proses produksi di masa mendatang.
Plan (Perencanaan)
Tahapan pertama dalam siklus ini adalah Plan, yaitu proses perencanaan yang melibatkan analisis serta pengembangan strategi produksi yang akan diterapkan.
Dalam tahap ini, perusahaan menentukan pedoman yang akan digunakan dalam proses produksi serta mengomunikasikan pentingnya pengendalian mutu kepada seluruh pihak yang terlibat.
Do (Pelaksanaan)
Tahapan berikutnya adalah Do, yaitu proses penerapan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Implementasi ini dilakukan secara bertahap, dimulai dari skala kecil untuk mengurangi risiko kegagalan.
Pada tahap ini, perusahaan juga mulai mendistribusikan tugas kepada setiap anggota tim sesuai dengan keahlian dan kapasitas mereka agar proses produksi berjalan dengan optimal.
Check (Pemeriksaan)
Tahapan selanjutnya adalah Check, yaitu proses evaluasi terhadap rencana yang telah diterapkan.
Dalam tahap ini, perusahaan memeriksa apakah strategi yang dijalankan sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan apakah terdapat perkembangan dalam proses produksi.
Evaluasi ini dilakukan dengan cara membandingkan produk yang sedang diproduksi dengan standar yang berlaku. Jika ditemukan permasalahan atau ketidaksesuaian, maka perusahaan harus segera mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Action (Tindakan Korektif)
Tahap terakhir adalah Action, yaitu proses analisis akhir terhadap rencana yang telah dijalankan.
Jika ditemukan ketidaksesuaian dalam pelaksanaan, maka perusahaan harus segera melakukan penyesuaian atau perubahan agar sistem produksi tetap berjalan sesuai standar yang berlaku.
Tahap ini juga bertujuan untuk menetapkan prosedur baru guna mencegah terulangnya permasalahan serupa di masa mendatang.
Dampak dari Quality Control
Quality control atau pengendalian mutu dalam sebuah perusahaan berkaitan erat dengan serangkaian uji coba yang dilakukan sebelum produk didistribusikan ke pasar.
Proses ini bertujuan untuk mengoptimalkan serta menyempurnakan produk melalui berbagai aspek yang diperlukan hingga akhirnya memenuhi standar kelayakan untuk dipasarkan.
Selain itu, penerapan quality control dalam proses produksi memungkinkan perusahaan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sesuai dengan ekspektasi internal perusahaan maupun kebutuhan konsumen yang akan menggunakannya.
Metode dari Quality Control
Dalam proses pengendalian mutu atau quality control yang diterapkan oleh perusahaan, terdapat sejumlah metode yang harus dilakukan guna memastikan kualitas produk tetap terjaga.
Metode pertama adalah penyediaan berbagai daftar, baik dalam bentuk daftar periksa maupun daftar barang yang dibutuhkan dalam proses produksi dan penjualan suatu produk.
Metode kedua berfokus pada jaminan kualitas produk, yang mencakup serangkaian kegiatan seperti pengembangan desain produk, proses produksi, perbaikan, hingga pengawasan selama proses produksi berlangsung untuk memastikan mutu tetap terjaga.
Metode ketiga melibatkan pengujian kegagalan, yang bertujuan untuk menguji suatu produk hingga mengalami kegagalan. Dengan cara ini, perusahaan dapat mengidentifikasi kelemahan atau kekurangan yang perlu diperbaiki sebelum produk dipasarkan.
Metode keempat adalah kontrol statistik, yang dilakukan dengan menguji sampel produk secara acak untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang konsisten dan merata.
Metode kelima berhubungan dengan jaminan kualitas dalam perusahaan. Dalam hal ini, pemilihan pimpinan yang tepat dalam proses produksi berperan penting karena dapat memengaruhi kinerja tim secara keseluruhan. Pimpinan yang baik akan mendorong peningkatan kualitas produk yang dihasilkan.
Metode keenam adalah kendali mutu total, yang tidak hanya mengandalkan statistik dan metode yang telah diterapkan sebelumnya. Pendekatan ini digunakan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang suatu produk serta melakukan peninjauan ulang terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan guna memastikan produk memenuhi standar yang telah ditentukan.
Contoh dari Quality Control
Pengendalian mutu yang diterapkan oleh suatu perusahaan sangat bergantung pada jenis industri tempat perusahaan tersebut beroperasi.
Sebagai contoh, dalam industri farmasi dan makanan, quality control dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang dikonsumsi oleh pelanggan aman dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan.
Oleh karena itu, perusahaan di sektor ini wajib melakukan uji mikrobiologis serta uji kimia guna memastikan keamanan produk melalui pengujian sampel dari hasil produksi.
Pengendalian mutu juga dapat ditemukan dalam kemasan makanan atau minuman yang sering dikonsumsi, di mana terdapat petunjuk atau cara penggunaan produk agar konsumen memahami cara menggunakannya dengan benar.
Sementara itu, dalam industri otomotif, quality control lebih difokuskan pada pemeriksaan setiap komponen kendaraan, termasuk mesin dan sistem lainnya, untuk memastikan bahwa semua bagian berfungsi dengan optimal dan tidak terjadi kesalahan dalam proses produksi.
Sebagai penutup, dengan memahami pengertian quality control, perusahaan dapat memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang diinginkan, memberikan kepuasan kepada konsumen, dan menjaga reputasi perusahaan.