pengertian daur hidup produk

Pengertian Daur Hidup Produk, Konsep, hingga Tahapannya

Pengertian Daur Hidup Produk, Konsep, hingga Tahapannya
pengertian daur hidup produk

JAKARTA - Pengertian daur hidup produk mungkin masih terdengar asing di telinga sebagian orang. 

Namun, sebenarnya konsep ini cukup mudah dipahami—cukup dengan membayangkan bagaimana kehidupan memiliki awal, puncak, dan akhir, begitu pula perjalanan sebuah produk di pasar. 

Dalam dunia bisnis, memahami siklus ini sangat penting karena penjualan produk tidak akan selalu stabil; ada masa ketika produk sangat diminati, namun ada pula saatnya mengalami penurunan permintaan.

Tak jarang, banyak pebisnis belum memiliki pemahaman yang kuat tentang esensi sebuah produk, sehingga usaha mereka mengalami stagnasi. 

Padahal, mengenali tahapan dalam perjalanan produk merupakan kunci penting untuk menyusun strategi pemasaran yang tepat sasaran. 

Keberhasilan sebuah usaha sangat bergantung pada kemampuan pemilik bisnis dalam menyesuaikan taktik pemasarannya sesuai dengan fase produk di pasar.

Karena itu, memahami konsep produk, perjalanannya dari awal hingga akhir, serta menyesuaikan strategi pemasaran dengan fase tersebut adalah pengetahuan dasar yang wajib dikuasai oleh siapa pun yang ingin memulai atau mengembangkan usaha. 

Pada akhirnya, memahami pengertian daur hidup produk akan menjadi bekal penting dalam menghadapi tantangan bisnis yang dinamis.

Konsep Daur Hidup

Istilah produk berasal dari bahasa Inggris product, yang berarti sesuatu yang dihasilkan oleh tenaga kerja atau proses tertentu. 

Kata kerja dari istilah ini adalah produce, yang diadaptasi dari bahasa Latin producere, yang secara harfiah berarti membawa sesuatu ke depan atau menciptakan sesuatu agar maju.

Secara terminologis, produk merujuk pada bentuk fisik dari barang yang ditawarkan bersama dengan nilai, citra, dan layanan tambahan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 

Dalam menjalankan bisnis, perusahaan perlu menyesuaikan strategi produknya seiring waktu agar produk tersebut tetap bertahan di tengah persaingan pasar.

Salah satu pendekatan penting yang bisa membantu memahami dampak perubahan terhadap strategi pemasaran adalah konsep Product Life Cycle atau Daur Hidup Produk.

Konsep ini menjadi fondasi penting dalam dunia pemasaran karena dapat membantu melihat bagaimana persaingan produk berkembang dari waktu ke waktu.

Gagasan tentang daur hidup produk pertama kali dipopulerkan oleh Theodore Levitt melalui artikelnya pada tahun 1965 yang berjudul “Exploit the Product Life Cycle”.

Pemikiran tersebut kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh berbagai pakar pemasaran lainnya sehingga menjadi acuan penting hingga kini.

Daur hidup produk menggambarkan dua situasi utama yang harus dihadapi produsen. Pertama, karena semua produk memiliki masa penurunan, perusahaan harus secara aktif menciptakan produk baru untuk menggantikan yang lama. 

Kedua, penting bagi produsen untuk terus memantau posisi produk dalam siklus hidupnya dan menyesuaikan strategi pemasaran sesuai dengan ciri khas setiap tahapannya.

Masing-masing fase dalam daur hidup produk memiliki tantangan dan kebutuhan yang berbeda, sehingga manajemen harus mampu mengidentifikasi posisi produk dalam siklus tersebut. 

Langkah ini bertujuan agar perusahaan dapat memilih pendekatan yang tepat untuk memperpanjang umur produk di pasar dan tetap menjaga tingkat keuntungannya.

Secara umum, konsep ini membantu perusahaan mengenali fase-fase berbeda dalam perkembangan penjualan produk. 

Setiap tahap membawa peluang dan tantangan tersendiri dalam kaitannya dengan strategi pemasaran serta potensi keuntungan. 

Dengan memahami tahapan mana yang sedang dijalani produk, perusahaan dapat merancang pendekatan pemasaran yang lebih relevan.

Selain itu, konsep daur hidup produk juga memberikan kerangka waktu yang jelas mengenai bagaimana strategi penempatan produk di pasar dapat diatur sejak awal kemunculan produk hingga akhirnya keluar dari pasar.

Pengertian Daur Hidup Produk

Secara garis besar, daur hidup suatu produk menggambarkan fase-fase yang dilalui sejak pertama kali dikenalkan ke pasar hingga akhirnya tidak lagi dipasarkan. 

Setiap produk yang dirilis memiliki masa edar yang berbeda-beda; ada yang bertahan dalam waktu singkat, ada pula yang mampu bertahan cukup lama. 

Panjang pendeknya masa edar produk tersebut sangat bergantung pada kemampuan manajemen dalam mengelola produk secara efektif.

Fenomena ini bisa disamakan dengan siklus kehidupan manusia—dari masa bayi hingga akhir hayat. Beberapa orang mungkin meninggal di usia sangat muda, sementara yang lain bisa hidup hingga usia lanjut. 

Namun, perbedaan mendasar terletak pada fakta bahwa manusia memiliki usia biologis yang terbatas, sedangkan produk bisa tetap eksis selama strategi bisnis yang tepat terus diterapkan.

Istilah ini dikenal sebagai daur hidup produk, yaitu rentang waktu dari saat produk mulai dipasarkan hingga akhirnya tidak lagi diproduksi atau dijual. 

Panjangnya usia suatu produk sangat dipengaruhi oleh strategi pemasaran dan pengelolaan yang diterapkan oleh perusahaan. 

Beberapa produk cepat menghilang dari pasar, namun ada pula yang mampu bertahan dalam jangka waktu lama berkat strategi yang solid.

Menurut Kotler, pengertian daur hidup produk mencerminkan alur perjalanan penjualan dan laba dari suatu produk sepanjang keberadaannya di pasar. 

Artinya, semakin panjang fase daur hidup sebuah produk, semakin panjang pula umur ekonomis produk tersebut.

Daur hidup ini merupakan bagian wajar dari eksistensi setiap produk, karena siklus tersebut terbentuk dari berbagai faktor internal dan eksternal perusahaan yang mempengaruhinya. 

Sementara menurut pendapat Mulyadi, daur hidup produk menggambarkan periode ketika suatu produk masih mampu memenuhi kebutuhan konsumen sejak pertama diluncurkan hingga akhirnya diputuskan untuk tidak lagi dipasarkan.

Tahapan-tahapan dalam Daur Hidup Produk

Setiap produk memiliki rentang usia yang tidak sama. Masa beredarnya suatu produk dimulai dari saat pertama kali diluncurkan oleh perusahaan hingga akhirnya tidak lagi diminati oleh pasar. 

Inilah yang dikenal sebagai siklus hidup produk. Siklus ini terbagi ke dalam beberapa tahapan, yang masing-masing memiliki ciri dan tantangannya sendiri.

Tahap Perkenalan (Introduction)

Fase awal ini ditandai dengan pertumbuhan penjualan yang masih lambat karena produk baru saja masuk ke pasar. Biasanya, belum ada keuntungan yang diraih karena biaya untuk promosi dan peluncuran produk masih sangat tinggi. 

Produk umumnya benar-benar baru, sehingga pemasaran dilakukan secara besar-besaran, walaupun belum menghasilkan volume penjualan yang signifikan. 

Promosi difokuskan pada pengenalan merek dan masih terbatasnya jalur distribusi menyebabkan laba masih kecil, bahkan terkadang belum ada.

Tahap Pertumbuhan (Growth)

Pada tahap ini, pasar mulai menerima produk, dan permintaan mengalami lonjakan. Penjualan meningkat pesat, diiringi dengan kenaikan laba yang cukup besar. 

Karena konsumen sudah mulai mengenal produk, upaya promosi bisa sedikit dikurangi dibandingkan tahap sebelumnya. Namun, dengan meningkatnya minat pasar, para pesaing pun mulai bermunculan. 

Untuk menghadapi persaingan ini, perusahaan dapat memperluas distribusi dan mempertimbangkan penyesuaian harga agar lebih kompetitif. 

Produk kini mulai populer, dan angka penjualannya menunjukkan tren naik yang konsisten.

Tahap Kedewasaan (Maturity)

Di fase ini, laju pertumbuhan penjualan mulai melambat karena sebagian besar calon konsumen sudah menjadi pembeli tetap. Produk sudah mencapai tingkat penerimaan yang luas di pasar. 

Laba yang diperoleh mulai stagnan, bahkan bisa menurun karena biaya pemasaran meningkat untuk menjaga posisi produk agar tetap bersaing. 

Persaingan semakin sengit, sehingga perusahaan perlu berupaya keras agar produknya tetap relevan dan diminati.

Tahap Penurunan (Decline)

Ini merupakan fase ketika penjualan mulai merosot, dan keuntungan juga ikut menyusut. Tanda-tanda penurunan mulai terlihat jelas, baik dari sisi volume penjualan maupun respon pasar. 

Jika perusahaan tidak segera mengambil tindakan, seperti mengganti produk lama dengan yang baru, maka produk hanya akan mampu bertahan di segmen pasar yang sangat terbatas. 

Beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam tahap ini antara lain memperbarui fitur produk, mengevaluasi kembali strategi pemasaran dan produksi agar lebih hemat biaya, serta mengurangi variasi produk yang kurang menguntungkan. 

Bila semua upaya sudah tidak lagi efektif, pilihan terakhir adalah menghentikan produk tersebut sepenuhnya.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan untuk Memperpanjang Daur Hidup Produk

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memperpanjang masa berlakunya suatu produk di pasar, di antaranya:

-Mendorong peningkatan frekuensi penggunaan dengan menambahkan nilai lebih atau manfaat baru yang dapat dinikmati oleh konsumen.

-Membuka pasar baru dengan mencari segmen konsumen yang sebelumnya belum dijangkau.

-Menemukan kegunaan alternatif dari produk yang sudah ada, sehingga membuka peluang baru bagi pemasarannya.

-Melakukan perubahan pada produk, seperti meningkatkan mutu, menyempurnakan desain kemasan, atau inovasi lainnya yang membuat produk tampak lebih menarik.

Selain memperhatikan tahapan dalam daur hidup produk, hal lain yang juga penting untuk diperhatikan oleh pelaku usaha adalah penciptaan produk baru. 

Ini sangat penting, terutama bagi mereka yang sedang memulai usaha atau berencana menghadirkan produk baru ke pasar. Produk baru ini bisa berupa inovasi sepenuhnya atau hasil dari penyempurnaan produk sebelumnya.

Proses Pengembangan Produk Baru

Menggali ide produk

Langkah awal dimulai dengan mengumpulkan gagasan mengenai produk baru. Sumbernya bisa berasal dari individu yang berada di dalam organisasi maupun dari pihak eksternal.

Seleksi ide

Setelah berbagai gagasan terkumpul, tahap berikutnya adalah menyaring ide-ide tersebut untuk menemukan yang paling layak dikembangkan ke tahap selanjutnya.

Kajian kelayakan bisnis

Perusahaan akan memproyeksikan seberapa besar peluang pasar untuk produk tersebut. Jika diprediksi mampu menghasilkan keuntungan dan menutup seluruh biaya, maka prosesnya dilanjutkan.

Tahap pengembangan

Perusahaan mulai merancang prototipe atau contoh produk. Selanjutnya dilakukan uji coba untuk memastikan apakah produk bisa diproduksi secara massal.

Uji pasar

Produk diuji langsung di pasar terbatas untuk mengidentifikasi kekurangan yang ada, sehingga bisa diperbaiki sebelum diluncurkan secara luas.

Peluncuran produk secara resmi

Jika hasil pengujian pasar menunjukkan respons yang positif, perusahaan akan memulai proses produksi dalam skala besar dan mendistribusikannya ke berbagai wilayah pasar.

Strategi Pemasaran dalam Daur Produk

Produk

Strategi terkait produk atau layanan mencakup berapa banyak jenis produk atau jasa yang akan ditawarkan, layanan tambahan yang disediakan untuk mendukung penjualan, serta bentuk dan karakteristik dari barang atau jasa itu sendiri. 

Produk menjadi komponen utama karena merupakan sarana perusahaan dalam memenuhi harapan dan kebutuhan konsumen.

Harga

Penentuan harga sangat erat kaitannya dengan nilai yang ditawarkan suatu produk atau layanan kepada konsumen. 

Biasanya harga ditentukan dengan mempertimbangkan kombinasi antara barang/jasa utama, layanan tambahan, serta keuntungan yang ingin dicapai. 

Harga yang dipasang menjadi salah satu faktor penting dalam keputusan konsumen untuk membeli suatu produk, baik dari segi kesesuaian harga maupun jumlah produk yang akan dibeli. 

Namun demikian, harga bukanlah satu-satunya pertimbangan—faktor lain seperti kualitas, reputasi perusahaan, dan kepercayaan pelanggan juga turut berpengaruh. 

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk merumuskan harga yang ideal—menguntungkan secara finansial baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Distribusi

Setelah menentukan produk dan harganya, langkah selanjutnya adalah menyusun strategi bagaimana produk tersebut akan disalurkan hingga sampai ke konsumen melalui jalur distribusi yang efisien dan efektif. 

Pemilihan saluran distribusi ini harus diperhitungkan secara matang karena kesalahan dalam memilih jalur distribusi bisa menghambat bahkan menggagalkan pemasaran produk. 

Para distributor tidak hanya bertugas memindahkan barang secara fisik, tetapi juga berperan dalam menjembatani produk agar bisa diterima dan dimanfaatkan oleh pasar sasaran.

Promosi

Promosi berfokus pada penyampaian informasi kepada konsumen mengenai produk atau jasa yang dijual, lokasi penjualan, dan kapan produk tersedia. Strategi promosi bisa dilakukan melalui berbagai metode seperti:

a. Periklanan (Advertising)

Media iklan digunakan pelaku usaha untuk membujuk konsumen, baik melalui media cetak, elektronik, maupun media luar ruang seperti spanduk dan baliho.

b. Penjualan Langsung (Personal Selling)

Ini merupakan pendekatan langsung kepada calon pembeli dengan harapan tercipta komunikasi dan hubungan yang lebih dekat. Contoh metode ini mencakup penjualan dari pintu ke pintu, lewat pos, telepon, atau secara tatap muka.

c. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Tindakan ini bertujuan memperkenalkan produk kepada konsumen dengan cara menampilkan produk di lokasi strategis agar lebih mudah terlihat dan menarik perhatian.

d. Publisitas (Publicity)

Berbeda dengan promosi komersial, publisitas bertujuan membentuk opini masyarakat mengenai produk tanpa transaksi langsung. 

Cara ini biasanya digunakan untuk meningkatkan kesadaran dan citra positif terhadap produk secara tidak langsung, sehingga sering diartikan sebagai proses “memasyarakatkan” produk tersebut.

Sebagai penutup, dengan memahami pengertian daur hidup produk, pelaku usaha dapat merancang strategi yang tepat untuk menjaga daya saing dan keberlangsungan produk di pasar.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index